Kamis, 21 November 2013

Puisi Ayah

Ayah . . .
Dahulu,badan mu terlihat begitu
kokoh dan kuat layaknya sebuah
pohon yang tumbuh
bertahun-tahun.
Cinta dan ketulusan mu
tak ada bandingnya dengan
apapun.
Kasih dan perhatian mu tak
pernah pudar kepada kami.
Ayah . . .
Wajah mu kini mulah berkeriput,
badan mu yang dulu kokoh,kuat
dan tampak gagah di lihat,
kini mulai rapuh dan membungkuk.
Rambut mu yang dulu hitam
kini telah memutih.
Namun,
satu yang tak pernah hilang
dari diri mu ,kegigihan dan
semangat mu,
cinta dan ketulusan mu
untuk kami.
Ayah. . .
Engkau adalah motivasi kami,
Engkau adalah ayah yang
selalu bekerja keras,membanting
tulang demi menghidupkan kami.
Engkau senantiasa bergulat
dengan ribuan cobaan.
Engkau melindungi kami
dari para serdadu-serdadu.
Ayah. . .
Betapa tulus cinta dan kasih mu.
Terima kasih untuk segalanya ayah.
Kami sayang ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 21 November 2013

Puisi Ayah

Ayah . . .
Dahulu,badan mu terlihat begitu
kokoh dan kuat layaknya sebuah
pohon yang tumbuh
bertahun-tahun.
Cinta dan ketulusan mu
tak ada bandingnya dengan
apapun.
Kasih dan perhatian mu tak
pernah pudar kepada kami.
Ayah . . .
Wajah mu kini mulah berkeriput,
badan mu yang dulu kokoh,kuat
dan tampak gagah di lihat,
kini mulai rapuh dan membungkuk.
Rambut mu yang dulu hitam
kini telah memutih.
Namun,
satu yang tak pernah hilang
dari diri mu ,kegigihan dan
semangat mu,
cinta dan ketulusan mu
untuk kami.
Ayah. . .
Engkau adalah motivasi kami,
Engkau adalah ayah yang
selalu bekerja keras,membanting
tulang demi menghidupkan kami.
Engkau senantiasa bergulat
dengan ribuan cobaan.
Engkau melindungi kami
dari para serdadu-serdadu.
Ayah. . .
Betapa tulus cinta dan kasih mu.
Terima kasih untuk segalanya ayah.
Kami sayang ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar