Jumat, 22 Februari 2013

Berbagi [1]

Angel memasuki kamarnya sambil bersenandung riang. Di tangannya bergelantungan beberapa kantong warna-warni dengan berbagai ukuran. Isi kantong-kantong itu adalah ‘hasil buruannya’ dalam acara shoppingnya siang ini di mal.

Dengan lincah, jemari lentik Angel ‘membongkar’ belanjaannya tersebut, dan jreeeng… ’bertebaran’lah aneka barang di tempat tidurnya, ada kemeja kerah Victorian, T-shirt stripes, sepatu pink, aksesories dan… beberapa lipstik dengan warna-warna yang sedang nge-tren tahun ini. ‘Senjata lengkap’ buat ngeceng deh pokoknya!

Angel menatap puas pada barang-barang belanjaannya. Angel lalu bangkit, membuka lemari pakaiannya. Seketika ia tertegun. Diamat-amatinya tumpukan dan deretan T-shirt, kemeja, gaun, jeans dan berjenis-jenis pakaian lainnya yang ada di lemarinya. Waduh, ternyata jumlahnya sudah sangat banyak!

Bola mata Angel kembali menyapu seisi lemarinya, ups… sepertinya memang terlalu ‘penuh’ dan harus dikurangi agar lemarinya lebih ‘longgar’ dan… rapi! Tapi harus dikemanakan baju-baju bekasnya ini? Secuil rasa sesal hinggap di hati Angel. Ia menyesal telah ‘tergoda’ dengan baju di etalase mal yang diborongnya, yang kini tergeletak di tempat tidurnya.

Sebenarnya… stok baju-bajunya masih bagus-bagus. Lagipula baru dua hari yang lalu ia membeli baju, eeh… kenapa hari ini ia kembali membeli baju? Duh susahnya menahan godaan membeli ‘barang’ yang satu ini, keluh Angel dalam hati.

“Permisi, Non Angel…” tiba-tiba sebuah suara santun terdengar. Di pintu kamar, Ipah pembantunya berdiri membawa segelas jus jeruk kesukaannya.

“Ini jus jeruk untuk Non Angel, mungkin Non Angel haus, kan habis jalan-jalan,” Ipah meletakkan gelas berisi jus jeruk tersebut di atas meja belajar Angel.

“Tau aja lo, Pah, kalo gue haus. Thanks, ya!” Angel nyengir senang sambil menenggak isi gelas sampai ludes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 22 Februari 2013

Berbagi [1]

Angel memasuki kamarnya sambil bersenandung riang. Di tangannya bergelantungan beberapa kantong warna-warni dengan berbagai ukuran. Isi kantong-kantong itu adalah ‘hasil buruannya’ dalam acara shoppingnya siang ini di mal.

Dengan lincah, jemari lentik Angel ‘membongkar’ belanjaannya tersebut, dan jreeeng… ’bertebaran’lah aneka barang di tempat tidurnya, ada kemeja kerah Victorian, T-shirt stripes, sepatu pink, aksesories dan… beberapa lipstik dengan warna-warna yang sedang nge-tren tahun ini. ‘Senjata lengkap’ buat ngeceng deh pokoknya!

Angel menatap puas pada barang-barang belanjaannya. Angel lalu bangkit, membuka lemari pakaiannya. Seketika ia tertegun. Diamat-amatinya tumpukan dan deretan T-shirt, kemeja, gaun, jeans dan berjenis-jenis pakaian lainnya yang ada di lemarinya. Waduh, ternyata jumlahnya sudah sangat banyak!

Bola mata Angel kembali menyapu seisi lemarinya, ups… sepertinya memang terlalu ‘penuh’ dan harus dikurangi agar lemarinya lebih ‘longgar’ dan… rapi! Tapi harus dikemanakan baju-baju bekasnya ini? Secuil rasa sesal hinggap di hati Angel. Ia menyesal telah ‘tergoda’ dengan baju di etalase mal yang diborongnya, yang kini tergeletak di tempat tidurnya.

Sebenarnya… stok baju-bajunya masih bagus-bagus. Lagipula baru dua hari yang lalu ia membeli baju, eeh… kenapa hari ini ia kembali membeli baju? Duh susahnya menahan godaan membeli ‘barang’ yang satu ini, keluh Angel dalam hati.

“Permisi, Non Angel…” tiba-tiba sebuah suara santun terdengar. Di pintu kamar, Ipah pembantunya berdiri membawa segelas jus jeruk kesukaannya.

“Ini jus jeruk untuk Non Angel, mungkin Non Angel haus, kan habis jalan-jalan,” Ipah meletakkan gelas berisi jus jeruk tersebut di atas meja belajar Angel.

“Tau aja lo, Pah, kalo gue haus. Thanks, ya!” Angel nyengir senang sambil menenggak isi gelas sampai ludes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar