Minggu, 04 Desember 2011

Booming Android Mulai 2010

Tekanan ponsel-ponsel berbasis sistem operasi Android terhadap Blackberry dan iPhone di tahun 2010 akan semakin menguat.
Di dunia ponsel atau smartphone, orang lebih banyak mengenal sistem operasi seperti Symbian, Linux, Windows Mobile, dan WebOS. Namun, dua tahun terakhir ini, mencuat sebuah sistem operasi baru bernama Android yang perlahan-lahan mulai digunakan oleh berbagai vendor smartphone di dunia.
Kehadiran Android makin terasa setelah Google bersama 33 perusahaan yang bergerak di bisnis perangkat lunak, perangkat keras, internet, dan telekomunikasi membentuk konsorsium dengan Open Handset Alliance (OHA) untuk mengembangkan sistem operasi, antarmuka, dan aplikasi yang didesain untuk mempercepat adopsi internet ke dalam ponsel. Android dibangun dengan kode pemrograman yang terbuka sehingga pengguna dapat melakukan inovasi dengan menciptakan fitur-fitur yang dapat dimanfaatkan bersama, seperti halnya Linux pada piranti lunak komputer.
Nama Android sebenarnya tidak terlalu asing sebab pada awal tahun 2005, Google diam-diam telah mengakuisisi sebuah perusahaan software mobile milik Andy Rubin, yang kebetulan bernama Android. Andy Rubin kemudian diserahi tugas untuk mengembangkan Android di Google. Android juga menggandeng perusahaan semikonduktor seperti Intel dan NVIDIA. Pabrik handset dipercayakan pada empat perusahaan, yakni LG, HTC, Motorola, dan Samsung Electronics. Sedangkan operatornya diserahkan antara lain pada T-Mobile (Amerika), China Mobile, NTT DoCoMo (Jepang), dan Telefonica (Spanyol) dan Telecom (Italia).
Kemampuan Android bahkan hampir menyamai kemampuan dan fasilitas komputer desktop seperti chatting, browsing internet yang lebih keren, Google map dengan teknologi GPS, memainkan game 3D, fitur jaringan sosial, e-mail, video sharing, hingga menunjukkan alamat kontak lengkap dengan peta lokasinya. Layar sentuhnya (multi touch) pun sudah menyamai (bahkan melebihi) layar iPhone. Kita bisa memainkan jari dan respon yang didapat di layar sama dengan gerakan jari kita itu.
Tampilan sistem operasi Google AndroidDemi meningkatkan kemampuan sistem operasi Android, Google pernah menawarkan sebuah tantangan menarik. Mereka yang mampu mengembangkan software terbaik bisa mendapat hadiah senilai US$ 10 juta atau senilai Rp 92 miliar (1 USD = Rp 9190). Beberapa bidang yang direkomendasikan Google untuk lomba Android Developer Challenge termasuk social networking alias jejaring sosial, foto atau media sharing, aplikasi produktivitas seperti e-mail dan Instant Messaging, gaming, serta berita dan informasi.
Keputusan Google melirik bisnis yang selama ini dikuasai Nokia atau Samsung tidak lain karena pengguna ponsel saat ini mendekati angka tiga miliar di seluruh dunia. Google ingin menancapkan pengaruhnya sekaligus menggali iklan yang maksimal atas ponsel yang kita bawa ke mana-mana. Berdasarkan perhitungan Informa Plc, sebuah perusahaan riset yang berbasis di London, Inggris, belanja iklan pada telepon bergerak melonjak tajam menjadi 11,4 miliar dollar AS di seluruh dunia pada 2011 dari "hanya" 2,17 miliar dollar AS saat ini. Google yang bermarkas di Mountain View, California, Amerika Serikat, diperkirakan bakal meraih 99 persen iklan telepon bergerak yang berarti lebih dari 10 miliar dollar AS per tahun, di mana sebagian besarnya diperoleh dari hasil menjual link teks saja.
Google melihat ponsel akan dijadikan alat utama untuk terkoneksi ke internet dibandingkan PC. Kalau sebuah ponsel sudah memiliki kemampuan setara dengan PC dalam fitur maupun kemampuan pemrosesannya, untuk apa membawa laptop atau palmtop? Sebab sudah berkembang tren dimana orang bisa mem-posting sesuatu ke situs pribadinya cukup lewat ponsel di bandara atau bahkan di toilet. Menerima dan mengirim surat elektronik malah sudah lebih umum lagi. Bahkan membaca berita terkini pun bisa sambil tiduran. Peluang inilah yang dilirik Google.
Di sisi lain, antuasiasme menyambut kehadiran Android ini sedikit berkurang karena aplikasi-aplikasi yang bisa berjalan di atas Android hingga kini masih sedikit atau terbatas. Keterbatasan itu semakin diperparah dengan tertutupnya akses pengguna Android di Indonesia untuk mengunduh segala macam aplikasi di toko aplikasi Android buatan Google.
Meski demikian, sejumlah kalangan memprediksi, Indonesia akan mulai merasakan booming Android, mulai tahun 2010. Menurut pengembang Android Lukman Sebastian, vendor-vendor akan segera memasukan ponsel Androidnya ke pasar lokal. Seperti Motorola dengan Cliq dan Droidnya, Sony Ericsson melalui X10 dan HTC dengan Hero. "Menurut Gartner, Android akan menjadi OS nomor dua, setelah Symbian pada 2012 mendatang. Dan Indonesia saya rasa bisa menuju ke arah sana," tambahnya.
Pernyataan Lukman Sebastian tersebut didukung pula oleh hasil survei lembaga-lembaga riset. Sebuah studi dari ComScore membeberkan fakta kalau kesadaran konsumen dalam menggunakan platform Android terus meroket sejak awal Droid melakukan kampanye pemasaran yang mengesankan. Padahal, di Agustus tahun 2009, hanya 22 persen dari pengguna ponsel pernah mendengar Android. Namun pada November, jumlah itu melesat hingga 37 persen dalam waktu satu bulan saja. Sementara itu dari sisi penjualan, lembaga survei lainnya Admob mengemukakan, kalau penjualan ponsel Android diprediksi akan terus melaju kencang.
Sedangkan menurut studi yang dilakukan firma riset CCS Insight, setidaknya ada 50 ponsel Android yang akan keluar di tahun 2010. Sepanjang 2009, CCS mencatat hanya sekira 10 ponsel yang mengusung Android di seluruh dunia. Firma riset ini melihat vendor-vendor yang akan meluncurkan ponsel Android di antaranya Acer, yang akan mengusung lima hingga enam ponsel Android pada semester pertama 2010. Selain Acer, Sony Ericsson akan mengusung Xperia X10 yang merupakan ponsel android pertama besutan perusahaan patungan Jepang dan Swedia itu. Vendor lainnya yang juga berani mengusung Android ialah Motorola, yang diprediksi bakal merilis 10 ponsel berbasis Android.
Vendor Asing dan LokalDi antara sekian banyak vendor smartphone, nama HTC (perusahaan manufaktur ponsel terkemuka Taiwan) tidak asing lagi. Sebab HTC merupakan perusahaan manufaktur pertama yang meluncurkan mobile phone dengan OS Android, yaitu type T-Mobile G1. Saat ini sekitar 30 persen smartphone dari HTC diluncurkan dengan sistem operasi Android. HTC merencanakan membuat Android phone sekitar 50 persen atau lebih dari total smartphone yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. HTC jualah yang memelopori masuknya Android ke Indonesia lewat HTC Magic. Setelah itu menyusul HTC Hero dan HTC Dream. Rencananya, semester pertama 2010, HTC akan merilis banyak jenis produk smartphone dengan OS Android. Misalnya, The Legend, Salsa, Tide, Bravo dan Buzz. HTC sendiri membagi produk Androidnya untuk tahun 2010 ke dalam 3 kategori, yaitu social, design/lifestyle dan performance.
Vendor lain yang juga tertarik mengembangkan Android adalah LG Mobile. Vendor asal Korea tersebut membenamkan sistem operasi Android di ponsel GW620. Ponsel yang rencananya sudah masuk Indonesia tahun 2010 ini merupakan ponsel layar sentuh berukuran tiga inci dengan desain sliding menggunakan keypad Qwerty. Layar sentuh menggunakan teknologi TFT dengan kedalaman 256 ribu warna dan resolusi 320x480 piksel. LG juga membenamkan sensor akselerometer untuk mengatur posisi layar secara otomatis ketika ponsel digerakkan.
Seolah tidak mau kalah dengan vendor asing, para vendor lokal pun mengimplementasikan sistem operasi buatan Google ke dalam produk ponselnya. Salah satu vendor lokal yang berani melakukan langkah ini adalah IMO, yang mengaplikasikannya lewat ponsel terbarunya, S900. Ponsel S900, yang bekerja dengan prosesor Samsung S3C2448 dengan kecepatan clock 400 MHz, ini memiliki memori RAM dan ROM masing-masing 128 MB. IMO juga memasukkan kamera 2 mega piksel, pemutar musik dan video, serta aplikasi online seperti Google Search, I Tweet dan instant messaging seperti Yahoo!, MSN, Google Talk, Jabber, ICQ dan MySpace. Untuk keperluan bisnis S900 menyediakan aplikasi push mail, document viewer, dan PDF viewer. RIE (Berita Indonesia 73)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 04 Desember 2011

Booming Android Mulai 2010

Tekanan ponsel-ponsel berbasis sistem operasi Android terhadap Blackberry dan iPhone di tahun 2010 akan semakin menguat.
Di dunia ponsel atau smartphone, orang lebih banyak mengenal sistem operasi seperti Symbian, Linux, Windows Mobile, dan WebOS. Namun, dua tahun terakhir ini, mencuat sebuah sistem operasi baru bernama Android yang perlahan-lahan mulai digunakan oleh berbagai vendor smartphone di dunia.
Kehadiran Android makin terasa setelah Google bersama 33 perusahaan yang bergerak di bisnis perangkat lunak, perangkat keras, internet, dan telekomunikasi membentuk konsorsium dengan Open Handset Alliance (OHA) untuk mengembangkan sistem operasi, antarmuka, dan aplikasi yang didesain untuk mempercepat adopsi internet ke dalam ponsel. Android dibangun dengan kode pemrograman yang terbuka sehingga pengguna dapat melakukan inovasi dengan menciptakan fitur-fitur yang dapat dimanfaatkan bersama, seperti halnya Linux pada piranti lunak komputer.
Nama Android sebenarnya tidak terlalu asing sebab pada awal tahun 2005, Google diam-diam telah mengakuisisi sebuah perusahaan software mobile milik Andy Rubin, yang kebetulan bernama Android. Andy Rubin kemudian diserahi tugas untuk mengembangkan Android di Google. Android juga menggandeng perusahaan semikonduktor seperti Intel dan NVIDIA. Pabrik handset dipercayakan pada empat perusahaan, yakni LG, HTC, Motorola, dan Samsung Electronics. Sedangkan operatornya diserahkan antara lain pada T-Mobile (Amerika), China Mobile, NTT DoCoMo (Jepang), dan Telefonica (Spanyol) dan Telecom (Italia).
Kemampuan Android bahkan hampir menyamai kemampuan dan fasilitas komputer desktop seperti chatting, browsing internet yang lebih keren, Google map dengan teknologi GPS, memainkan game 3D, fitur jaringan sosial, e-mail, video sharing, hingga menunjukkan alamat kontak lengkap dengan peta lokasinya. Layar sentuhnya (multi touch) pun sudah menyamai (bahkan melebihi) layar iPhone. Kita bisa memainkan jari dan respon yang didapat di layar sama dengan gerakan jari kita itu.
Tampilan sistem operasi Google AndroidDemi meningkatkan kemampuan sistem operasi Android, Google pernah menawarkan sebuah tantangan menarik. Mereka yang mampu mengembangkan software terbaik bisa mendapat hadiah senilai US$ 10 juta atau senilai Rp 92 miliar (1 USD = Rp 9190). Beberapa bidang yang direkomendasikan Google untuk lomba Android Developer Challenge termasuk social networking alias jejaring sosial, foto atau media sharing, aplikasi produktivitas seperti e-mail dan Instant Messaging, gaming, serta berita dan informasi.
Keputusan Google melirik bisnis yang selama ini dikuasai Nokia atau Samsung tidak lain karena pengguna ponsel saat ini mendekati angka tiga miliar di seluruh dunia. Google ingin menancapkan pengaruhnya sekaligus menggali iklan yang maksimal atas ponsel yang kita bawa ke mana-mana. Berdasarkan perhitungan Informa Plc, sebuah perusahaan riset yang berbasis di London, Inggris, belanja iklan pada telepon bergerak melonjak tajam menjadi 11,4 miliar dollar AS di seluruh dunia pada 2011 dari "hanya" 2,17 miliar dollar AS saat ini. Google yang bermarkas di Mountain View, California, Amerika Serikat, diperkirakan bakal meraih 99 persen iklan telepon bergerak yang berarti lebih dari 10 miliar dollar AS per tahun, di mana sebagian besarnya diperoleh dari hasil menjual link teks saja.
Google melihat ponsel akan dijadikan alat utama untuk terkoneksi ke internet dibandingkan PC. Kalau sebuah ponsel sudah memiliki kemampuan setara dengan PC dalam fitur maupun kemampuan pemrosesannya, untuk apa membawa laptop atau palmtop? Sebab sudah berkembang tren dimana orang bisa mem-posting sesuatu ke situs pribadinya cukup lewat ponsel di bandara atau bahkan di toilet. Menerima dan mengirim surat elektronik malah sudah lebih umum lagi. Bahkan membaca berita terkini pun bisa sambil tiduran. Peluang inilah yang dilirik Google.
Di sisi lain, antuasiasme menyambut kehadiran Android ini sedikit berkurang karena aplikasi-aplikasi yang bisa berjalan di atas Android hingga kini masih sedikit atau terbatas. Keterbatasan itu semakin diperparah dengan tertutupnya akses pengguna Android di Indonesia untuk mengunduh segala macam aplikasi di toko aplikasi Android buatan Google.
Meski demikian, sejumlah kalangan memprediksi, Indonesia akan mulai merasakan booming Android, mulai tahun 2010. Menurut pengembang Android Lukman Sebastian, vendor-vendor akan segera memasukan ponsel Androidnya ke pasar lokal. Seperti Motorola dengan Cliq dan Droidnya, Sony Ericsson melalui X10 dan HTC dengan Hero. "Menurut Gartner, Android akan menjadi OS nomor dua, setelah Symbian pada 2012 mendatang. Dan Indonesia saya rasa bisa menuju ke arah sana," tambahnya.
Pernyataan Lukman Sebastian tersebut didukung pula oleh hasil survei lembaga-lembaga riset. Sebuah studi dari ComScore membeberkan fakta kalau kesadaran konsumen dalam menggunakan platform Android terus meroket sejak awal Droid melakukan kampanye pemasaran yang mengesankan. Padahal, di Agustus tahun 2009, hanya 22 persen dari pengguna ponsel pernah mendengar Android. Namun pada November, jumlah itu melesat hingga 37 persen dalam waktu satu bulan saja. Sementara itu dari sisi penjualan, lembaga survei lainnya Admob mengemukakan, kalau penjualan ponsel Android diprediksi akan terus melaju kencang.
Sedangkan menurut studi yang dilakukan firma riset CCS Insight, setidaknya ada 50 ponsel Android yang akan keluar di tahun 2010. Sepanjang 2009, CCS mencatat hanya sekira 10 ponsel yang mengusung Android di seluruh dunia. Firma riset ini melihat vendor-vendor yang akan meluncurkan ponsel Android di antaranya Acer, yang akan mengusung lima hingga enam ponsel Android pada semester pertama 2010. Selain Acer, Sony Ericsson akan mengusung Xperia X10 yang merupakan ponsel android pertama besutan perusahaan patungan Jepang dan Swedia itu. Vendor lainnya yang juga berani mengusung Android ialah Motorola, yang diprediksi bakal merilis 10 ponsel berbasis Android.
Vendor Asing dan LokalDi antara sekian banyak vendor smartphone, nama HTC (perusahaan manufaktur ponsel terkemuka Taiwan) tidak asing lagi. Sebab HTC merupakan perusahaan manufaktur pertama yang meluncurkan mobile phone dengan OS Android, yaitu type T-Mobile G1. Saat ini sekitar 30 persen smartphone dari HTC diluncurkan dengan sistem operasi Android. HTC merencanakan membuat Android phone sekitar 50 persen atau lebih dari total smartphone yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. HTC jualah yang memelopori masuknya Android ke Indonesia lewat HTC Magic. Setelah itu menyusul HTC Hero dan HTC Dream. Rencananya, semester pertama 2010, HTC akan merilis banyak jenis produk smartphone dengan OS Android. Misalnya, The Legend, Salsa, Tide, Bravo dan Buzz. HTC sendiri membagi produk Androidnya untuk tahun 2010 ke dalam 3 kategori, yaitu social, design/lifestyle dan performance.
Vendor lain yang juga tertarik mengembangkan Android adalah LG Mobile. Vendor asal Korea tersebut membenamkan sistem operasi Android di ponsel GW620. Ponsel yang rencananya sudah masuk Indonesia tahun 2010 ini merupakan ponsel layar sentuh berukuran tiga inci dengan desain sliding menggunakan keypad Qwerty. Layar sentuh menggunakan teknologi TFT dengan kedalaman 256 ribu warna dan resolusi 320x480 piksel. LG juga membenamkan sensor akselerometer untuk mengatur posisi layar secara otomatis ketika ponsel digerakkan.
Seolah tidak mau kalah dengan vendor asing, para vendor lokal pun mengimplementasikan sistem operasi buatan Google ke dalam produk ponselnya. Salah satu vendor lokal yang berani melakukan langkah ini adalah IMO, yang mengaplikasikannya lewat ponsel terbarunya, S900. Ponsel S900, yang bekerja dengan prosesor Samsung S3C2448 dengan kecepatan clock 400 MHz, ini memiliki memori RAM dan ROM masing-masing 128 MB. IMO juga memasukkan kamera 2 mega piksel, pemutar musik dan video, serta aplikasi online seperti Google Search, I Tweet dan instant messaging seperti Yahoo!, MSN, Google Talk, Jabber, ICQ dan MySpace. Untuk keperluan bisnis S900 menyediakan aplikasi push mail, document viewer, dan PDF viewer. RIE (Berita Indonesia 73)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar