Minggu, 04 Desember 2011

Android Ponsel Masa Depan

Android akan menjadi pukulan bagi sejumlah pengembang software ponsel seperti Microsoft, Research in Motion, Palm, Symbian bahkan iPhone yang mengembangkan software proprietary (berlisensi).
Setahun yang lalu beredar rumor bahwa perusahaan mesin pencari di internet, Google Inc, akan terjun ke bisnis telepon bergerak atau mobile phone yang diberi nama Gphone. Kabarnya, perusahaan yang didirikan Larry Page dan Sergey Brin tahun 1998 ini mengembangkan smartphone yang tidak memerlukan lagi pulsa, cukup membawa teknologi VoIP (voice over internet protocol) ke dalam ponsel. Menghubungi ponsel orang tidak lagi menggunakan nomor, tetapi cukup dengan account surat elektronik GMail di ponsel. Suatu langkah yang bakal membuat operator telekomunikasi gulung tikar. Berbagai spekulasi kemudian merebak membuat orang semakin bertanya-tanya.
Di antara berbagai spekulasi itu ada yang menyatakan bahwa apa yang disebut GPhone itu bukanlah hardware dengan bentuk fisik layaknya ponsel seperti iPhone milik Apple, tetapi lebih merupakan sistem operasi (operating system) telepon open source (sistem terbuka). Spekulasi inilah yang rupanya menjadi kenyataan.
Sistem operasi telepon open source yang diperkenalkan awal November itu diberi nama Android. Google bersama 33 perusahaan yang bergerak di bisnis perangkat lunak, perangkat keras, internet, dan telekomunikasi membentuk konsorsium dengan Open Handset Alliance (OHA) untuk mengembangkan sistem operasi, antarmuka, dan aplikasi yang didesain untuk mempercepat adopsi internet ke dalam ponsel. Android dibangun dengan kode pemrograman yang terbuka sehingga pengguna dapat melakukan inovasi dengan menciptakan fitur-fitur yang dapat dimanfaatkan bersama, seperti halnya Linux pada piranti lunak komputer.
Nama Android sebenarnya tidak terlalu asing sebab pada awal tahun 2005, Google diam-diam telah mengakuisisi sebuah perusahaan software mobile milik Andy Rubin, yang kebetulan bernama Android. Andy Rubin kemudian diserahi tugas untuk mengembangkan Android di Google. Android yang rencananya akan dirilis pada kuartal kedua tahun 2008 ini juga menggandeng perusahaan semikonduktor seperti Intel dan NVIDIA. Pabrik handset dipercayakan pada empat perusahaan, yakni LG, HTC, Motorola, dan Samsung Electronics. Sedangkan operatornya diserahkan antara lain pada T-Mobile (Amerika), China Mobile, NTT DoCoMo (Jepang), dan Telefonica (Spanyol) dan Telecom (Italia).
Fitur maupun spesifikasi apa saja yang dimiliki “bayi” yang disinyalir bakal menciptakan revolusi di bidang telepon bergerak ini sudah bisa diintip di internet via situs video populer YouTube. Dalam tayangan video demo singkat itu ditampilkan kemampuan Android yang cukup mengesankan.
Kemampuan Android bahkan hampir menyamai kemampuan dan fasilitas komputer desktop seperti chatting, browsing internet yang lebih keren, Google map dengan teknologi GPS, memainkan game 3D, fitur jaringan sosial, e-mail, video sharing, hingga menunjukkan alamat kontak lengkap dengan peta lokasinya. Layar sentuhnya pun sudah menyamai (bahkan melebihi) layar iPhone. Kita bisa memainkan jari dan respon yang didapat di layar sama dengan gerakan jari kita itu.
Demi meningkatkan kemampuan sistem operasi Android, sebuah tantangan menarik disodorkan oleh Google. Mereka yang mampu mengembangkan software terbaik bisa mendapat hadiah senilai US$ 10 juta atau senilai Rp 92 miliar (1 USD = Rp 9190). Dalam tantangan yang ditawarkan Google ini, akan disaring 50 pemenang dari semua peserta yang masuk mulai tanggal 2 Januari hingga 3 Maret 2008. Di putaran pertama, masing-masing pemenang akan memperoleh US$ 25.000 dan berkesempatan untuk menyabet hadiah senilai US$ 100.000 dan hadiah lain senilai US$ 275.000. Di putaran kedua, kontestan akan memperebutkan hadiah senilai US$ 5 juta. Namun, Google tidak menjelaskan secara terperinci bagaimana proses penjuriannya nanti. Beberapa bidang yang direkomendasikan Google untuk lomba Android Developer Challenge termasuk social networking alias jejaring sosial, foto atau media sharing, aplikasi produktivitas seperti e-mail dan Instant Messaging, gaming, serta berita dan informasi.
Keputusan Google melirik bisnis yang selama ini dikuasai Nokia atau Samsung tidak lain karena pengguna ponsel saat ini mendekati angka tiga miliar di seluruh dunia. Google ingin menancapkan pengaruhnya sekaligus menggali iklan yang maksimal atas ponsel yang kita bawa ke mana-mana. Berdasarkan perhitungan Informa Plc, sebuah perusahaan riset yang berbasis di London, Inggris, belanja iklan pada telepon bergerak melonjak tajam menjadi 11,4 miliar dollar AS di seluruh dunia pada 2011 dari “hanya” 2,17 miliar dollar AS saat ini. Google yang bermarkas di Mountain View, California, Amerika Serikat, diperkirakan bakal meraih 99 persen iklan telepon bergerak yang berarti lebih dari 10 miliar dollar AS per tahun, di mana sebagian besarnya diperoleh dari hasil menjual link teks saja.
Google melihat ponsel akan dijadikan alat utama untuk terkoneksi ke internet dibandingkan PC. Kalau sebuah ponsel sudah memiliki kemampuan setara dengan PC dalam fitur maupun kemampuan pemrosesannya, untuk apa membawa laptop atau palmtop? Sebab sudah berkembang tren dimana orang bisa mem-posting sesuatu ke situs pribadinya cukup lewat ponsel di bandara atau bahkan di toilet. Menerima dan mengirim surat elektronik malah sudah lebih umum lagi. Bahkan membaca berita terkini pun bisa sambil tiduran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 04 Desember 2011

Android Ponsel Masa Depan

Android akan menjadi pukulan bagi sejumlah pengembang software ponsel seperti Microsoft, Research in Motion, Palm, Symbian bahkan iPhone yang mengembangkan software proprietary (berlisensi).
Setahun yang lalu beredar rumor bahwa perusahaan mesin pencari di internet, Google Inc, akan terjun ke bisnis telepon bergerak atau mobile phone yang diberi nama Gphone. Kabarnya, perusahaan yang didirikan Larry Page dan Sergey Brin tahun 1998 ini mengembangkan smartphone yang tidak memerlukan lagi pulsa, cukup membawa teknologi VoIP (voice over internet protocol) ke dalam ponsel. Menghubungi ponsel orang tidak lagi menggunakan nomor, tetapi cukup dengan account surat elektronik GMail di ponsel. Suatu langkah yang bakal membuat operator telekomunikasi gulung tikar. Berbagai spekulasi kemudian merebak membuat orang semakin bertanya-tanya.
Di antara berbagai spekulasi itu ada yang menyatakan bahwa apa yang disebut GPhone itu bukanlah hardware dengan bentuk fisik layaknya ponsel seperti iPhone milik Apple, tetapi lebih merupakan sistem operasi (operating system) telepon open source (sistem terbuka). Spekulasi inilah yang rupanya menjadi kenyataan.
Sistem operasi telepon open source yang diperkenalkan awal November itu diberi nama Android. Google bersama 33 perusahaan yang bergerak di bisnis perangkat lunak, perangkat keras, internet, dan telekomunikasi membentuk konsorsium dengan Open Handset Alliance (OHA) untuk mengembangkan sistem operasi, antarmuka, dan aplikasi yang didesain untuk mempercepat adopsi internet ke dalam ponsel. Android dibangun dengan kode pemrograman yang terbuka sehingga pengguna dapat melakukan inovasi dengan menciptakan fitur-fitur yang dapat dimanfaatkan bersama, seperti halnya Linux pada piranti lunak komputer.
Nama Android sebenarnya tidak terlalu asing sebab pada awal tahun 2005, Google diam-diam telah mengakuisisi sebuah perusahaan software mobile milik Andy Rubin, yang kebetulan bernama Android. Andy Rubin kemudian diserahi tugas untuk mengembangkan Android di Google. Android yang rencananya akan dirilis pada kuartal kedua tahun 2008 ini juga menggandeng perusahaan semikonduktor seperti Intel dan NVIDIA. Pabrik handset dipercayakan pada empat perusahaan, yakni LG, HTC, Motorola, dan Samsung Electronics. Sedangkan operatornya diserahkan antara lain pada T-Mobile (Amerika), China Mobile, NTT DoCoMo (Jepang), dan Telefonica (Spanyol) dan Telecom (Italia).
Fitur maupun spesifikasi apa saja yang dimiliki “bayi” yang disinyalir bakal menciptakan revolusi di bidang telepon bergerak ini sudah bisa diintip di internet via situs video populer YouTube. Dalam tayangan video demo singkat itu ditampilkan kemampuan Android yang cukup mengesankan.
Kemampuan Android bahkan hampir menyamai kemampuan dan fasilitas komputer desktop seperti chatting, browsing internet yang lebih keren, Google map dengan teknologi GPS, memainkan game 3D, fitur jaringan sosial, e-mail, video sharing, hingga menunjukkan alamat kontak lengkap dengan peta lokasinya. Layar sentuhnya pun sudah menyamai (bahkan melebihi) layar iPhone. Kita bisa memainkan jari dan respon yang didapat di layar sama dengan gerakan jari kita itu.
Demi meningkatkan kemampuan sistem operasi Android, sebuah tantangan menarik disodorkan oleh Google. Mereka yang mampu mengembangkan software terbaik bisa mendapat hadiah senilai US$ 10 juta atau senilai Rp 92 miliar (1 USD = Rp 9190). Dalam tantangan yang ditawarkan Google ini, akan disaring 50 pemenang dari semua peserta yang masuk mulai tanggal 2 Januari hingga 3 Maret 2008. Di putaran pertama, masing-masing pemenang akan memperoleh US$ 25.000 dan berkesempatan untuk menyabet hadiah senilai US$ 100.000 dan hadiah lain senilai US$ 275.000. Di putaran kedua, kontestan akan memperebutkan hadiah senilai US$ 5 juta. Namun, Google tidak menjelaskan secara terperinci bagaimana proses penjuriannya nanti. Beberapa bidang yang direkomendasikan Google untuk lomba Android Developer Challenge termasuk social networking alias jejaring sosial, foto atau media sharing, aplikasi produktivitas seperti e-mail dan Instant Messaging, gaming, serta berita dan informasi.
Keputusan Google melirik bisnis yang selama ini dikuasai Nokia atau Samsung tidak lain karena pengguna ponsel saat ini mendekati angka tiga miliar di seluruh dunia. Google ingin menancapkan pengaruhnya sekaligus menggali iklan yang maksimal atas ponsel yang kita bawa ke mana-mana. Berdasarkan perhitungan Informa Plc, sebuah perusahaan riset yang berbasis di London, Inggris, belanja iklan pada telepon bergerak melonjak tajam menjadi 11,4 miliar dollar AS di seluruh dunia pada 2011 dari “hanya” 2,17 miliar dollar AS saat ini. Google yang bermarkas di Mountain View, California, Amerika Serikat, diperkirakan bakal meraih 99 persen iklan telepon bergerak yang berarti lebih dari 10 miliar dollar AS per tahun, di mana sebagian besarnya diperoleh dari hasil menjual link teks saja.
Google melihat ponsel akan dijadikan alat utama untuk terkoneksi ke internet dibandingkan PC. Kalau sebuah ponsel sudah memiliki kemampuan setara dengan PC dalam fitur maupun kemampuan pemrosesannya, untuk apa membawa laptop atau palmtop? Sebab sudah berkembang tren dimana orang bisa mem-posting sesuatu ke situs pribadinya cukup lewat ponsel di bandara atau bahkan di toilet. Menerima dan mengirim surat elektronik malah sudah lebih umum lagi. Bahkan membaca berita terkini pun bisa sambil tiduran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar